Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada dengan Perilaku yang Dapat Merusak Ban

Kompas.com - 27/03/2012, 18:48 WIB

Jakarta, KompasOtomotif - Ban merupakan komponen sangat penting pada mobil. Inilah bagian yang menentukan kontak antara mobil dengan permukaan jalan. Ban bukan hanya sekadar menggelinding, juga menentukan kenyamanan dan keamanan bermobil. Karena itulah sangat penting memperhatikan kondisi ban secara regular. 

Berikut beberapa perilaku yang bisa mengakibatkan ban cepat rusak - menurut Arijanto Notorahardjo - General Manager Marketing PT Gajah Tunggal. 
 
1. Jarang memeriksa tekanan angin
Kebanyakan pengemudi jarang memeriksa tekanan angin sesuai dengan ketentuan pabrik yang ditempelakn sisi dalam pintu depan. Ada pula yang tertipu karena terlihat tidak kempis. "Kebiasaan ini kerap terjadi tanpa disadari. Karena tekanan angin rendah mengakibatkan pada bagian tertentu dari ban "benjol" atau pecah. Penyebabnya, distribusi panas tidak merata," terang Ari. Jika tekanan terlalu tinggi, kebotakan ban juga tidak merata. Bagian tengah akan botak lebih cepat!
 
Untuk itu, periksa tekanan angin  dengan pengukur yang akurat dan berfungsi dengan baik. Paling ideal pemeriksaan dilakukan sebelum beraktivitas atau mobil sudah diam lebih dari 3 jam. Cara paling gampang, setelah mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina (sayang sebagian alat pengisi angin tidak mengukur dengan baik) atau bisa juga melakukannya di Shell dan Total, ukur tekananan angin ban atau sekaligus menambahnya. 
 
2. Memeriksa dan merawat kondisi
Perhatikan kondisi ban, misalnya menyingkirkan batu yang menyelip di celah kembang atau bahkan adanya benda tajam yang menusuk telapak ban. Untuk ban tubeless, jika benda tadi sudah terlanjur tertanam dan menembus tapak ban, lebih baik dibiarkan sampai Anda menemukan tambal ban terdekat. 
 
Rotasi dan balansing ban setiap 5.000 km. Lakukan spooring  bila setir sudah bergetar atau mobil cenderung menarik ke satu arah! 
 
3. Bijak memilih jalan
"Beberapa pengemudi cenderung cuek dan malas memilih jalan. Tidak sedikit pula yang main hajar lubang meski terlihat tidak terlalu lebar," papar penggemar balap dan off-road ini. karena sering  berbenturan dengan jalan rusak, berlubang atau polisi tidur - apalagi tekanan angin ban rendah - apalagi tekanan angin kurang - bisa mengakibatkan ban benjol.
 
Jangan mengerem saat melewati lubang atau polisi tidur. Sebaiknya  mobil direm atau diperlambat  beberapa meter sebelumnya. Hindari juga melindas mata kucing dan dinding ban bersentuhan dengan sisi trotoar saat parkir.  
 
4. Mengemudi agresif
Jangan melakukan start.mengerem rem (utamanya mobil yang tidak dilengkapi dengan ABS)  mendadak dan membelok dengan cepat. Kondisi tersebut akan menyebabkan kebotakan ban tidak merata (flat spot). Jadi selama mengemudi tetaplah fokus ke depan!
 
5. Tidak dipakai terlalu lama
Jika memarkir mobil di garasi lebih dari 3 bulan, sebaiknya digantung menggunakan jack stand (penyanggah) pada keempat titik. Hal ini untuk mengurangi gejala "flat spot" karena bobot hanya bertumpu pada satu titik ban. 
 
6. Indeks beban 
Setiap ban memiliki indeks beban yang berbeda dan bisa dilihat di bagian samping dekat bibir pelek. Jika melebihi kapasitas,  bisa berakibat tapak cepat habis dan dindingnya . 
 
Perhitungannya, misal indeks beban 70, berarti ban tersebut harus mampu memikul beban maksimum 335 kg. Dikalikan keempat roda berarti total 1.340 kg. Selanjutnya, hitung bobot mobil, penumpang, bagasi dan bensin di tangki. Tidak boleh melebihi angkat tersebut. 

Indeks
Beban (kg)
Indeks
Beban (kg)
Indeks
(Beban) kg
70
335
80
450
90
600
71
345
81
462
91
615
72
355
82
475
92
630
73
365
83
487
93
650
74
375
84
500
94
670
75
387
85
515
95
690
76
400
86
530
96
710
77
412
87
545
97
730
78
425
88
560
98
750
79
437
89
580
99
775
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com