Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GM Untung Besar Tahun Lalu

Kompas.com - 17/02/2012, 16:50 WIB

Detroit, KompasOtomotif - Setelah berhasil berkutat dengan krisis global 2008-2009, tahun lalu General Motors Company (GM) akhirnya mencatatkan keuntungan terbesar menembus 9,19 miliar dolar AS atau Rp82,4 Triliun. Angka ini menjadi rekor tertinggi perusahaan sepanjang sejarah 103 tahun beroperasi. Menariknya, rekor ini tercipta saat kondisi bisnis GM di Eropa defisit.

Selain mendulang keuntungan, GM tahun ini juga kembali merebut tahta sebagai produsen mobil terbesar di dunia. Sepanjang 2011, pertumbuhan penjualan global yang positif menyumbang rata-rata lebih dari 2 miliar dollar AS dalam tiga kuartal pertama. Walaupun, keuntungan pada kuartal terakhir 2011 sempat anjlok 25 persen

"Secara garis besar kami menunjukkan performa yang kokoh tahun lalu, dengan pertumbuhan keuangan yang stabil ke arah jangka panjang. Memang masih ada beberapa wilayah yang kurang baik dan kami mengambil langkah yang diperlukan untuk sama-sama bergerak maju," papar Chief Executive Officer GM Dan Akerson seperti dilansir Bloomberg, hari ini (17/2/2012).

Pendapatan GM Amerika Utara sebelum bunga dan pajak tahun lalu tercatat 7,19 miliar dolar AS karena peningkatan penjualan di AS. Sayang di Eropa, penjualan "drop" dan memaksa perusahaan kehilangan 747 juta dolar AS pada tahun yang sama. Meskipun, kerugian di Eropa menurun ketimbang 2010 yang sempat mencuat sampai 1,95 miliar dolar AS.

"Hasil GM di Eropa tentu menghambat hasil positif yang diperoleh di AS, tapi Anda tetap harus percaya, mereka mencatatkan rekor penjualan dan menunjukkan peningkatan yang luar biasa (2011)," tambah Rebecca Lindland, Analis Industri dari IHS Automotive.

Total penjualan GM naik 7,6 persen menjadi 9,03 juta unit meninggalkan Toyota Motor Corporation sebagai produsen dengan penjualan terbanyak di dunia. Selain itu, GM juga mendapat tambahan dana karena nilai sahamnya meningkat 9 persen menajdi 27,17 dolar per lebar tahun lalu.

Tahun ini, GM menaikkan modal kerjanya hingga 8 miliar dolar AS dari sebelumnya 6,2 miliar dolar AS untuk memperbesar usahanya, termasuk menciptakan produk baru. "Untuk tahun ini, kami berharap industri global terus kembali naik dan kami mengantisipasi untuk terus tumbuh di atas. Apa yang kami lakukan adalah mengganti kehilangan modal pada 2008 dan 2009 saat kondisi sulit. Jadi harus ada yang dikejar," papar Akerson.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com