Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani atau Bijak?

Kompas.com - 04/02/2012, 02:56 WIB

Jorge Lorenzo jelas bukan seorang penakut. Pada usia matangnya yang 24 tahun kini, pebalap MotoGP asal Mallorca, Spanyol, itu menuai banyak prestasi. Dia adalah juara dunia MotoGP 2010, memuncaki prestasi sebelumnya sebagai juara dunia 250 cc dua kali tanpa putus hingga 2007.

Lagi pula, desain nomor ”99” yang menghiasi sepeda motornya sama sekali tak mengesankan sifat pemalu, tertutup, apalagi penakut. Angka sembilan pertama yang menjadi identitas Lorenzo berwarna merah menyala, dengan dua kurva kecil mencuat tajam di bagian kepala angka.

Siapa yang melihat bakal langsung menangkap makna tanda itu, si setan merah bertanduk (kerap berekor dengan senjata trisula). Adapun angka sembilan kedua berwarna putih perak kemilau berhias lingkaran sewarna di atasnya. Itu jelas adalah simbol malaikat, kebijakan. Betapa permainan semiotik yang tepat mewakili seorang pebalap berjiwa berani, kreatif, pengambil risiko, sekaligus kuat dalam prinsip.

Dalam persiapan musim kompetisi tahun ini pun, pebalap tim Yamaha itu tak tampil mengecewakan. Dalam uji pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, Kamis (2/2), Lorenzo yang sangat menggemari video game, musik, dan berselancar di dunia maya itu tercatat sebagai pebalap tercepat kedua.

Tak lama setelah pemanasan itu, Lorenzo menyampaikan pesan kejutan. Dia mendesak penyelenggara MotoGP untuk mengurangi kecepatan maksimal dari motor bermesin 1.000 cc baru yang baru tiga hari ini diperkenalkan dan mendapat sambutan hangat itu.

FIM, organisasi dunia yang memayungi balap sepeda motor, menilai, motor berkapasitas mesin lebih besar dan lebih cepat tersebut lebih aman dan lebih mudah ditunggangi.

”Kita berada di fajar era 1.000 cc. Para pebalap menikmati kendaraannya. Penonton pasti akan menikmati aksi yang lebih banyak,” ujar Direktur Lomba FIM Mike Webb.

Namun, Lorenzo tidak mengamini kampanye Webb. Dia mengaku tidak nyaman memacu sepeda motor pada kecepatan puncaknya yang 320 kilometer per jam di trek lurus dan datar.

”Saya tidak gembira dengan kecepatan puncak. Perlu mengurangi batas kecepatan jika ingin membuat sepeda motor menjadi lebih aman,” ujar Lorenzo. Pernyataan sinis Lorenzo itu mengingatkan pada kecelakaan yang merenggut nyawa pebalap Marco Simoncelli sekitar tiga bulan lalu.

Pada Oktober 2011, pebalap berusia 24 tahun itu tewas dalam kecelakaan yang melibatkan Colin Edwards dan Valentino Rossi. Ironis, peristiwa itu terjadi hanya beberapa menit sejak start GP Sepang dimulai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com