Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih BBG atau Vi-Gas? (Bagian 2)

Kompas.com - 18/01/2012, 17:07 WIB

Kerja Mesin
Mesin berbahan bakar bensin, elpiji dan BBG, proses kerjanya sama saja. Mesin yang menggunakan bahan bakar ini disebut  pembakaran cetus, harus dipicu oleh percikan bunga api, dalam hal ini busi. Dalam bahasa teknis,  disebut  mesin Spark Ignition (SI).

Untuk diesel, disebut Compression Ignition (CI), yaitu mesin dengan pembakaran udara yang dikompresi (tekanan sangat tinggi). Udara yang dimampatkan di dalam mesin dan menyebabkan tekanan dan suhu menjadi tinggi. Kedalam udara bertekanan tinggi itulah tetesan (kabut) solar atau diesel disemprotkan. Hasilnya adalah pembakaran, ledakan yang selanjutnya dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil.

Dari kedua mesin tersebut, jenis bensin paling gampang diubah menggunakan BBG atau Vi-Gas. Kendati demikian, karena sifatnya (gas), bagian kendaraan, mulai dari  tangki (tabung) sampai ke bagian yang menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar, perlu diubah. Termasuk sistem kontrolnya (komputer). Hal terseubt membuat sistem mesin menjadi tambah rumit, apalagi menggunakan dua jenis bahan bakar (bi-fuel), yaitu gas dan bensin.  
Sistem jadi sedikit karena mobil harus dilengkapi dengan saklar (switch) untuk memungkinkan mesin berpindah dari bensin ke gas atau sebaliknya.

Kedua gas ideal untuk mesin SI karena nilai oktannya tinggi. Campuran organiknya tidak mudah menguap namun gampang bercampur dengan udara. Ini sangat menunjang efisiensi proses pembakaran, mengurangi emisi, menurunkan tingkat “stress” mesin sehingga umurnya jadi lebih panjang.

Masalah lain, karena ketersediaan gas terbatas, kendaraan yang menggunakan gas harus “bi-fuel” atau dua jenis bahan bakar. Inilah yang membuat biaya atau harga kendaraan jadi lebih mahal dibanding bila cuma menggunakan bensin.


Perbedaan mencolok antara mobil yang menggunakan gas dan bensin adalah cara menyimpan bahan bakarnya. Pada suhu ruangan elpiji atau Vi-Gas dan berujud gas dan bertekanan. Elpiji mudah dicairkan dengan memberikan tekanan lebih tinggi. Tangki untuk menyimpan BBG akan menambah bobot kendaraan sekitar 60 kg.

BBG
Dari segi harga, BBG lebih murah. Bahkan nilai kalorinya tertinggi dibandingkan bensin dan elpiji. Begitu juga nilai oktannya (lihat tabel). Masalahnya, BBG adalah gas yang dipadatkan dengan tekanan di tempat penyimpanannya sangat tinggi, bisa mencapai 200 bar atau 2.700 psi (bandingkan dengan elpiji hanya 8 bar).

Kondisi tersebut membutuhkan tabung yang sangat kuat dan tentu saja berpengaruh terhadap berat. Bahkan agar jumlah BBG yang disimpan bisa lebih banyak, ukuran tabung bertambah besar dan berart. Semua itu menyebabkan kit konversinya jadi lebih mahal dibandingkan Vi-Gas. Khusus untuk hal terakhir, menyebabkan BBG cocok untuk kendaraan berukuran besar, misalnya bus atau makrobus.
Hal lain yang perlu dilakukan, karena tekanan BBG sangat tinggi, pengawasan terhadap tangki dan sistem penyalurannya ke mesin harus mendapatkan perhatian ekstra. Tidak bisa dikerjakan oleh sembarangan orang (bengkel). Juga harus diperiksa dengan cermat dan teratur. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk stasiun pengisian, juga kit konversi dan tabung  pada di mobil. (Bersambung) 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com