Medan, Kompas -
Korban tewas adalah Misnan (62) dan istrinya, Supriyati (60), bersama tiga anak mereka, yaitu Lily (32), Edi Pranata (19), dan Alfa N (27). Menantu Misnan bernama Joko (35) juga ikut tewas. Demikian pula cucu Misnan, Dio Syahputra (7), juga tewas.
Sementara itu, anak Misnan, Arianti (25), dan dua cucu lainnya, Icha (10), dan Gusti Randa (2), kondisinya kritis dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serdang Bedagai.
Kepala Kepolisian Resor Serdang Bedagai Ajun Komisaris Besar Eri Safari menjelaskan, keluarga Misnan berencana menghadiri acara pernikahan keponakannya di Bagan Baru, Riau. Mereka menggunakan mobil Toyota Kijang Krista dan berangkat dari rumah di perumahan Deli Indah, Medan Marelan, sekitar pukul 20.00. ”Joko yang menyopiri,” kata Wulan (23), di rumah duka, Sabtu (29/10).
Sesampainya mereka di Pasar Bengkel, Perbaungan, Joko memilih rute jalur alternatif dengan berbelok ke Jalan Deli Muda. Pada saat melintasi pelintasan rel kereta yang tidak dijaga, datang kereta api Sri Bilah dari arah Rantau Prapat dan menghantam mobil yang dikemudikan Joko.
Mobil terseret hingga 200 meter dan kondisinya rusak berat. ”Mobil nyaris tidak berbentuk lagi dan tujuh korban meninggal saat itu,” kata Eri.
Jenazah para korban langsung dibawa ke rumah duka dengan menggunakan tiga ambulans. Ketujuh jenazah dimakamkan Sabtu siang.
Adik kandung Misnan, Arbayah (52), terus menangis selama upacara pemakaman. Menurut anaknya, Dewi Purnama Sari (14), ibunya belum bisa menerima kenyataan kehilangan begitu banyak anggota keluarga.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh, Hasri, menjelaskan, pihaknya ikut berbelasungkawa dan membantu meringankan beban korban. Perwakilan PT KAI hadir pada upacara pemakaman kemarin. PT KAI juga meminta Jasa Raharja membantu pencairan asuransinya.