Simoncelli Terima Kasih pada Kompas.com

SEPANG, KOMPAS.com — Waktu pertama kali mendengar Marco Simoncelli meninggal dunia, hati saya langsung sedih. Bagaimana tidak. Saya tidak menyangka kalau pertemuan pertama saya di lobi Hotel Pan Pacific, Kuala Lumpur, Selasa (18/10), dengan pria kribo kelahiran Cattolica, Italia, itu sekaligus menjadi yang terakhir.

Kala itu, saya datang ke negeri jiran bukan untuk meliput MotoGP, melainkan tes mobil. Sementara pria kelahiran 20 Januari 1987 itu datang untuk berlaga di sirkuit internasional Sepang. Meski perjumpaan itu hanya beberapa menit, tapi saya merasa dekat. Kami saling berjabat tangan dan foto bersama.

"Hey Simoncelli, can we have a picture together, we're from Indonesia?" Ajakan itu saya sampaikan bersama rekan wartawan lain sambil menghampiri sosok SuperSic. Tanpa ragu, pria berambut kribo itu langsung menyambut merangkulkan tangannya ke bahu saya, tersenyum, dan langsung menghadap kamera. Memastikan pengabadian gambar berlangsung dengan baik. Wartawan Indonesia lain yang juga ada pada kesempatan itu juga ikut mengabadikan momen.

Setelah sekitar lima wartawan berfoto bersama, saya menyampaikan pujian khusus bagi keberhasilannya naik podium kedua di Philip Island, GP Australia, 16 Oktober (2011). "You're great in Philip Island. Good luck in Sepang!" Dengan singkat dan senyum tulus, SuperSic menjawab, "Thank you". Dua kata terakhir itu menjadi kenangan tak ternilai bagi saya. Sebuah "memorabilia" dalam hati saya. Selamat jalan SupeSic, doa kami menyertaimu!