Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Juara Mobil Irit se-Asia

ITS Minta Bea Cukai Tak Tahan "Sapu Angin"

Kompas.com - 15/07/2011, 16:36 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Para mahasiswa anggota tim mobil "Sapu Angin" dari Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya meminta Bea Cukai (BC) tidak menahan juara mobil hemat se-Asia itu di pelabuhan. Ketua Tim "Sapu Angin" ITS, Eko Hardianto, Jumat (15/7/2011), mengatakan, tim mobil Sapu Angin sudah tiba di kampus ITS pada Kamis (14/7) pukul 19.00 WIB, sedangkan "Sapu Angin" sendiri masih dikirim lewat jalur laut.

"Itu (mobil Sapu Angin) bukan mobil komersil, tapi mobil yang justru membawa nama bangsa dalam kompetisi mobil hemat se-Asia di Malaysia pada 7-9 Juli lalu," kata Eko.

"Kapan mobil Sapu Angin akan datang, kami belum tahu, karena itu kami minta kerjasama yang baik dari pihak Bea Cukai untuk tidak menahan mobil kami seperti tahun lalu," tambahnya.

Tahun lalu, mobil "Sapu Angin 2" yang menjadi juara mobil hemat se-Asia juga ditahan di pelabuhan oleh pihak Bea Cukai selama satu bulan. "Pihak Bea Cukai meminta tebusan Rp 40 juta, padahal mobil itu bukan komersil. Kami sendiri mengeluarkan dana Rp100 juta untuk biaya kirim dan pulang mobil kami," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta Bea Cukai mendukung prestasi mereka, sebab mereka juga sudah menghabiskan biaya besar. Biaya pembuatan Rp 180 juta untuk tiga mobil dan biaya akomodasi/konsumsi Rp 100 juta, serta biaya kirim/pulang mobil Rp100 juta.

"Masa', kami harus membayar lagi, padahal kami tidak punya biaya itu. Kami memang mendapatkan hadiah uang, tapi hadiah yang kami terima hanya sekitar Rp 18 juta, tentu sangat kurang untuk bea masuk," katanya.

Mobil "Sapu Angin 4" mengumpulkan nilai efisiensi 150 kmpl (kilometer per liter) dalam ajang "Shell Eco-Marathon" (SEM) Asia di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, 7-9 Juli. Tim Sapu Angin 4 mengalahkan tujuh tim lainnya yang bersaing di kelas Urban Concept Internal Combustion dan kelas Alternative Diesel Fuel.

Pada kelas bahan bakar itu, Sapu Angin 4 menggunakan bahan bakar FAME (Fatty Acid Methyl Ester) alias biodiesel (ramah lingkungan). Untuk kategori yang sama, tim ITS melalui mobil "Sapu Angin 3" juga meraih posisi ketiga dengan nilai efisiensi 113 kmpl, sedangkan posisi kedua diraih ITB dengan 117 kmpl atau hanya selisih 5 kmpl dengan Sapu Angin 3 dari ITS.

Pada kategori itu (urban concept dan alternative diesel fuel), tim ITS menjadi juara bertahan, karena tahun lalu menempatkan Sapu Angin 2 sebagai mobil paling irit (hemat).

Selain itu, Sapu Angin 5 masuk urutan 8 Asia untuk kelas "prototipe" (purwarupa) berbahan bakar bensin, karena tim dari Thailand lebih unggul dalam kategori prototipe dengan meraih juara pertama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com