Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Rahasia Kehebatan Tim Thailand (Bagian 1)

Kompas.com - 12/07/2011, 17:22 WIB

SEPANG, KOMPAS.com — Hasil yang diperoleh tim mahasiswa dari Thailand pada Shell-Eco Marathon 2011 (SEM 2011) termasuk hebat. Luk Jao Mae Khlong dari Universitas Dhurakij Pundit yang berhasil mencapai 2.213,4 km per liter dan ATE.1 dari Kok Thabbok Upatham Changkol Kho So Tho Bo School 1.607,9 km per liter membuat tim dari Thailand begitu digdaya. 

Kedua tim bertarung di kategori Prototipe dan menggunakan jenis bahan bakar berbeda. Juara pertama menggunakan bahan bakar etanol, sedangkan yang kedua, motor bakarnya menggunakan bensin.

Terbanyak
Peserta di kategori Prototipe lebih banyak dari UrbanConcept. Daftar dari panitia menyatakan, di kategori tersebut terdapat 75 tim (termasuk yang menggunakan energi lain). Adapun di UrbanConcept 23 tim. Semua itu menggambarkan beratnya pertarungan di kategori Prototipe serta dinilai lebih bergengsi dan menantang.

Indonesia mempunyai 5 tim di kategori ini. Namun, hasil terbaik masih jauh dari yang dicapai oleh tim Thailand. Thailand total menyertakan 17 tim, nomor dua setelah Malaysia 23 tim. Adapun Indonesia 10 tim.

Tantangan terberat adalah di kategori Prototipe. Pasalnya tahun lalu tim ATE.1 dari Thailand berhasil mencatatkan rekor 1.521,9 km per liter. Tahun ini, ternyata, tim tersebut hanya berada di peringkat kedua dengan tetap mempertahankan mesin berbahan bakar bensin. Hasil yang dicapai adalah 1.607,9 km per liter, lebih baik dari tahun sebelumnya. Tim ini dikalahkan oleh Universitas Dhurakij Pundit, juga dari Thailand, dengan konsumsi etanol 2.213,4 km per liter.

Untuk lima besar di kategori ini, hanya dua tim dari China dan satu Jepang yang bisa mengikuti dominasi Thailand. Bahkan, dalam 10 besar untuk kategori ini terdapat 6 tim dari Thailand. Sisanya, dua dari China, satu dari Jepang, dan satu lagi dari Singapura.

Tim Indonesia
Rakata, tim Indonesia dari ITB, sempat memperoleh hasil 620 km liter. Namun, menurut ketuanya, Willem Lawrence, hasil itu dibatalkan. "Meloncat jauh dari 244 km per liter. Terjadi salah hitung. Kita harus jujur," ucap Willem yang akhirnya harus puas berada pada posisi ke-13.

Pada kategori ini, ITS menempati posisi ke-12 dengan konsumsi 353 km/liter menggunakan etanol. Selain itu, ada Polnep pada peringkat ke-19 dengan 175 km per liter, Semart1 dari UGM (137 km per liter) dan Nakula dari Universitas Indonesia (127 km per liter). (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com