SEM 2010 Sepang: Peluang Peserta Indonesia Berat

KUALALUMPUR, KOMPAS.com-Lomba irit ala Shell, Shell Eco-Marathon (SEM) untuk wilayah Asia dimulai kemarin siang di sirkuit F1 Sepang, Malaysia. Menurut panitia, kompetisi diikuti berbagai tim perguruan tinggi Asia, antara lain 20 dari Pakistan, 19 Malaysia, 13 dari Thailand, 9 dari Indonesia dan 8 Singapura. Peserta lainnya berasal dari Jepang, Filipina, China dan India. Total mobil yang dilombakan 85 unit berasal dari 12 negara.

Peserta baru memulai berlomba Jumat pagi ini. Kendaraan yang yang dilombakan dirancang dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mulai dari bentuk kapsul untuk mengurangi hambatan sampai yang menambahkan panel surya untuk memperoleh energi dari sinar matahari di sirkuit tersebut. Juga ada menggunakan bahan bakar, bensin, bahan bakar nabati (biofuel), sel bahan bakar (hidrogen dan diesel.)

Menurut laporan wartawan KOMPAS, Winarto Herusansono yang meliput langsung lomba ini dari Sepang, peserta Indonesia yang berkompetisi di kategori urban concept - tim ITS 10 November Surabaya - dengan mobil ITS2 - pada uji coba pertama hanya bisa memperoleh hasil 72 km/liter.

Sementara kendaraan peserta lain dari Singapura, 300 km/liter. Menurut manajer tim ITS 2, Galih Priyo Atmodjo, masalah yang mereka hadapi adalah tanjakan pada lintasan barat dan timur sirkuit Sepang.

"Tanjakan itu cukup panjang, 200 meter lebih. Kondisi ini sangat berbeda jauh saat diuji,an jalan yang pernah dipakai uji coba kendaraan hemat energi yang selalu mengambil jalan datar. Waktu ujicoba terakhir di Surabaya, sebelum berangkat ke Malaysia, hasilnya 100 km/liter,” tutur Galih.

Prototipe Sementara itu, untuk ketegori mobil protitipe futuristik, tim Indonesia juga mengakui menghadapi tantangan sangat berat dari Pakistan, Thailand dan Singapura. Kendaraan prototipe asal Indonesia yang sudah uji kompetisi kendaraan adalah Pasopati dan Keris dari Universitas Indonesia (UI).

Pada gelaran SEM Asia 2010 ini, tim Indonesia menyertakan sembilan mobil untuk dua kategori kompetisi. Tiga dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan UI, dua dari ITS dan Semar dari Universitas Gajahmada, Yogyakarta (UGM).