Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajaj XCD 125 Ciptakan Rekor Teririt

Kompas.com - 17/02/2009, 18:05 WIB

JAKARTA, SELASA — Mau tahu motor teririt di jenis sport. Jawaranya adalah Bajaj XCD 125 dan ini bukan mengada-ada, tetapi dibuktikan langsung lewat kompetisi di sirkuit Sentul, Selasa (17/2).

Dengan membawa bahan bakar satu liter bensin, motor buatan India itu mampu menempuh jarak sejauh 104 km dalam waktu 3 jam 48 menit. Rekor terjauh ini diciptakan oleh Artha, peserta dari kelompok konsumen.

Pasti ada yang tidak percaya atau mungkin berasumsi bahwa bobot pengendaranya di bawah 50 kg. Ternyata berat badan Artha 82 kg. “Saya menerapkan strategi dengan konstan memakai gigi 4 dan melaju di antara kecepatan 20 sampai 25 km/jam,” ungkap Artha.

Prestasi spektakuler ini membuat PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) masuk Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri). Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Muri Jaya Suprana kepada Marketing Manager PT BAI M Cahyono Widyastono Anwar.

“Dari segi tampilan, motor ini memang keren, dan irit lagi. Kalau memang sampai segitu iritnya (1:104 km), kenapa tidak diikutkan ke rekor dunia?” ungkap Jaya Suprana. Siapa tahu, lanjut Jaya, Bajaj XCD 125 memang menjadi yang teririt di dunia.

Kompetisi irit yang digelar dalam acara Bajaj Media Gathering XCD 125 Mileage Challenge” diikuti lebih dari 30 puluh wartawan dan sekitar 26 pemilik Bajaj XCD 125, serta disaksikan dua petugas dari MURI. Peserta media dibagi dalam dua kelompok dan motor yang disediakan BAI. “Semua motor yang kami sediakan ini dalam kondisi standar dan sudah pernah dipakai sehari-hari,” ujar M Cahyono.

Dari kelompok wartawan, juara teririt direbut Tutus (Media Indonesia) dengan konsumsi 1:92km, diikuti Andhika (Otomotif) 1:92, dan ketiga Ghausal Alam (Otobike) 1:88. Adapun Kompas.com yang ikut serta mencapai keiritan 1:80 dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam menggunakan gigi persneling 4.

Dalam lomba ini, selain teknik mengendara, faktor cuaca juga ikut mendukung. Peserta yang kebagian sore (seperti Tutus dan Andhika) lebih diuntungkan karena terik matahari sudah berkurang. Bukaan gas dapat dikurangi tanpa mengakibatkan putaran turun karena massa udara yang masuk ke dalam mesin lebih padat ketimbang saat panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com